Suku di Kalimantan Beserta Penjelasannya

Mengenal Suku di Kalimantan

Pulau Kalimantan, atau Borneo, tidak sedikit dihuni oleh bermacam-macam etnis atau suku-bangsa. Penghuni asli sebetulnya pulau Kalimantan ini ialah suku Dayak, lantas suku Melayu pun mengklaim dirinya sebagai asli di pulau Kalimantan. Beberapa suku Dayak yang telah mendekap Islam pada masa terakhir ini pun mengaku sebagai suku Melayu, meski dalam hati mereka masih merasa sebagai orang Dayak.

Oleh karena tersebut di pulau Kalimantan ini pengelompokan warga asli, dipecah menjadi sejumlah kelompok, yaitu:
  • Melayu, suku Melayu yang berbahasa Melayu
  • Melayu-Dayak, suku Dayak yang berbahasa Dayak, tapi menyatakan sebagai Melayu
  • Dayak, suku Dayak yang berbahasa Dayak
  • Dayak-Melayu, suku Dayak yang berbahasa Melayu, tapi menyatakan sebagai Dayak


Suku Asli di Kalimantan:


  • Dayak 
  • Banjar 
  • Melayu 
  • Kutai 
  • Paser
  • Kendayan 
  • Cocos
  • Bajau



Suku di Kalimantan






Suku Dayak

Suku Dayak ialah nama yang oleh penjajah diberi untuk penghuni terpencil pulau Borneo yang menempati Pulau Kalimantan (Brunei, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta Indonesia yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan). Ada 5 suku atau 7 suku pribumi Kalimantan yakni Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, Paser, Berau dan Tidung Berdasarkan keterangan dari sensus Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tahun 2010, suku bangsa yang ada di Kalimantan Indonesia dikelompokan menjadi tiga yakni suku Banjar, suku Dayak Indonesia (268 suku bangsa) dan suku asal Kalimantan lainnya (non Dayak dan non Banjar). Dahulu, kebiasaan masyarakat Dayak ialah Budaya maritim atau bahari. Hampir seluruh nama sebutan orang Dayak mempunyai makna sebagai sesuatu yang bersangkutan dengan “perhuluan” atau sungai, khususnya pada nama-nama rumpun dan nama kekeluargaannya.


Suku Kutai

Suku Kutai atau Urang Kutai ialah suku pribumi yang menempati wilayah Kalimantan Timur yang beberapa besar saat ini beragama Islam dan hidup di ambang sungai.

Suku Kutai adalahbagian dari rumpun Suku Dayak, terutama dayak rumpun ot danum ( tradisi lisan orangtua sejumlah Suku Kutai yang menuliskan Suku Dayak Lawangan yang lantas berdiam di Kalimantan Timur mencetuskan Suku Dayak Tunjung dan Suku Dayak Benuaq, lantas dengan masuknya kebiasaan melayu dan muslim mencetuskan terbentuknya masyarakat Suku Kutai yang bertolak belakang budaya dengan Suku Dayak).

Pada tadinya Kutai adalahnama sebuah teritori lokasi bermukimnya masyarakat pribumi Kalimantan atau Dayak. Suku Kutai menurut jenisnya ialah termasuk suku melayu tua sebagaimana Suku Dayak di Kalimantan Timur. Oleh karena tersebut secara jasmani Suku Kutai serupa dengan Suku Dayak rumpun Ot Danum. Hubungan Kekerabatan Suku Kutai dengan Suku Dayak dikisahkan juga dalam tradisi lisan Suku Dayak dengan sekian banyak  versi di sejumlah subsuku rumpun Ot Danum (karena masing – masing subsuku mempunyai sejarah tersendiri).

Suku Paser

Suku Paser ialah suku bangsa yang tanah asalnya sedang di tenggara Kalimantan Timur yakni di Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kota Balikpapan. Suku Paser mayoritas beragama Islam maupun beragama Kristen dan telah menegakkan kerajaan Islam yakni Kesultanan Pasir (Kerajaan Sadurangas) jadi tergolong ke dalam suku yang berbudaya Melayu (budaya kesultanan/lingkungan hukum adat Melayu). Kemungkinan suku Paser masih berkerabat dengan suku Dayak Lawangan yang tergolong suku Dayak dari rumpun Ot Danum. Populasi suku Dayak Paser ketika ini diduga sebesar 155.000 jiwa.

Sebagian besar suku Dayak Paser ketika ini tinggal di wilayah terpencil di area Hutan Lindung Gunung Lumut kabupaten Paser provinsi Kalimantan Timur. Sebelum tinggal di lokasi mereka kini ini, dahulunya mereka berasal dari wilayah Balikpapan dan Penajam. Kemungkinan sebab banyaknya arus pendatang baru dari luar yang menginjak wilayah mereka dahulu, sampai-sampai memaksa mereka menggali tempat yang lebih tenang dan damai yakni di area Hutan Lindung Gunung Lumut, lokasi mereka kini ini.

Suku Bajau

Suku Bajau atau Suku Sama ialah suku bangsa yang tanah asalnya Kepulauan Sulu, Filipina Selatan. Suku ini adalahsuku nomaden yang hidup di atas laut, sampai-sampai disebut gipsi laut. Suku Bajau memakai bahasa Sama-Bajau. Suku Bajau semenjak ratusan tahun yang lalu telah menyebar ke negeri Sabah dan sekian banyak  wilayah Indonesia. Suku Bajau pun adalahanak negeri di Sabah. Suku-suku di Kalimantan diduga bermigrasi dari arah unsur utara (Filipina) pada zaman prasejarah. Suku Bajau yang Muslim ini adalahgelombang terakhir migrasi dari arah unsur utara Kalimantan yang menginjak pesisir Kalimantan Timur sampai Kalimantan Selatan dan menempati pulau-pulau sekitarnya, lebih dahulu daripada kedatangan suku-suku Muslim dari rumpun Bugis yakni suku Bugis, suku Makassar, suku Mandar. Saat ini, Suku Bajau menyebar nyaris di semua kepulauan Indonesia (terutama Indonesia Timur), bahkan hingga ke Madagaskar. Kebanyakan Suku Bajau yang menyebar mulai bermukim menetap dan berbaur dengan suku-suku lain.

Suku Banjar

Suku Banjar ialah suku bangsa yang menduduki wilayah Kalimantan Selatan, serta beberapa Kalimantan Tengah dan beberapa Kalimantan Timur. Populasi Suku Banjar dengan jumlah besar pun dapat didatangi di distrik Riau, Jambi, Sumatera Utara dan Semenanjung Malaysia sebab migrasi Orang Banjar pada abad ke-19 ke Kepulauan Melayu.

Berdasarkan sensus warga 2010 orang Banjar berjumlah 4,1 juta jiwa. Sekitar 2,7 juta orang Banjar bermukim di Kalimantan Selatan dan 1 juta orang Banjar bermukim di distrik Kalimantan lainnya serta 500 ribu orang Banjar lainnya bermukim di luar Kalimantan.

Suku bangsa Banjar berasal dari wilayah Banjar yang adalahpembauran masyarakat sejumlah daerah aliran sungai yakni DAS Bahan, DAS Barito, DAS Martapura dan DAS Tabanio. Dari wilayah pusat budayanya ini suku Banjar semenjak berabad-abad yang kemudian bergerak mengerjakan migrasi secara sentrifugal atau secara lompat katak. Secara genetika suku Banjar kuno telah terbentuk ribuan tahun yang kemudian dan telah mengerjakan migrasi terbit pulau Kalimantan selama 1.200 tahun yang lalu mengarah ke Madagasikara alias Madagaskar dan ke distrik lainnya.

Sekitar tahun 1526, saat raja Banjar menerima dan mendekap Islam maka dibuntuti seluruh kalangan suku Banjar untuk mengerjakan konversi massal ke agama Islam, sampai-sampai kemunculan suku Banjar dengan ciri keislamannya ini tidak saja sebagai konsep etnis tetapi pun konsep politis, sosiologis, dan agamis. Kelompok masyarakat yang sudah menganut Islam ini dinamakan Oloh Masih dalam bahasa Dayak Ngaju atau Ulun Hakey dalam bahasa Dayak Maanyan.

Pada jaman dahulu, suku Banjar tergolong masyarakat bahari atau berjiwa kemaritiman. Perjanjian tanggal 18 Mei 1747 antara Sultan Banjar Tamjidillah I dengan VOC-Belanda mengenai monopoli perniagaan oleh VOC-Belanda di Kesultanan Banjar diantaranya menata bahwa orang Banjar jangan berlayar ke sebelah unsur timur sampai ke Bali, Sumbawa, Lombok, batas ke sebelah barat tidak boleh melalui Palembang, Johor, Malaka dan Belitung. Sejak tersebut wilayah pelayaran orang Banjar mulai menyempit, tetapi sisa-sisa jiwa kebaharian orang Banjar masih tampak jejaknya pada kehidupan masyarakat Banjar di wilayah perairan Kalimantan Selatan.

1 komentar:


EmoticonEmoticon