Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak dan Contohnya

Syarat dalam Pemungutan Pajak

1 .Pemungutan Pajak harus adil (Syarat Keadilan)

Adil yaitu diartikan sebagai berikut ini;

a ) Adil yang terdapat di dalam Perundang – undangan, misalnya dengan mengenakan pajak secara umum sesuai serta merata.

b ) Adil dalam Pelaksanakannya,
ialah dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk dapat mengajukan keberatan dan penundaan dalam pembayaran pajak.

2 . Pemungutan Pajak Harus Berdasarkan  Pada Undang – undang (Syarat Yuridis)

Pajak di Indonesia diatur di dalam undang – undang dasar 1945 pasal 23 ayat (2) . Yang menjelaskan tentang memberikan jaminan hukum kepada negara maupun warganya untuk menyatakan keadilan.

3 . Syarat Tidak Menganggu Perekonomian (Syarat Ekonomis)

Pungutan pajak tidak boleh menganggu dalam kelancaran kegiatan dari produksi maupun perdagangan, supaya tidak berujung dengan menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.

4 . Pemungutan Pajak Harus Efesien (Syarat Finansial)

Biaya pemungutannya harus diatur hingga seefesien mungkin.

5 . Sistem dalam Pemungutan Pajak Harus Sederhana (Syarat Sederhana)

Dengan Sistem yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat untuk memenuhi kewajiban dalam membayar pajak.


Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia

Sistem pemungutan pajak adalah sebuah mekanisme yang digunakan dalam menghitung besarnya pajak yang harus dan akan dibayar para wajib pajak ke negara.

Di Indonesia, ada 3 jenis sistem pemungutan pajak, yaitu:
  1. Self Assessment System.
  2. Official Assessment System.
  3. Withholding Assessment System.

untuk dapat membedakan ketiga sistem tersebut, ayo kita ulas satu per satu pengertian dari masing-masing sistem pemungutan pajak tersebut.

Self Assessment System

Self Assessment System ialah sistem pemungutan pajak yang membebankan ukuran penentuan besaran pajak yang harus dibayarkan oleh para wajib pajak yang bersangkutan.

Aetinya, wajib pajak ialah pihak yang berperan aktif untuk menghitung, membayar, dan serta melaporkan besaran pajaknya kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau dapat melalui sistem administrasi online yang saat ini sudah dibuat oleh pemerintah.

Dalam sistem pemungutan pajak ini pemerintah adalah sebagai pengawas dari para wajib pajak. Self assessment system ini diterapkan pada jenis pajak pusat.

Contohnya ialah pada jenis pajak PPN dan PPh. Sistem ini mulai diberlakukan di Indonesia  setelah selesai masa reformasi pajak di tahun 1983 dan masih berlaku hingga sekarang.

Tetapi, terdapat konskuensi di dalam sistem pemungutan pajak ini. Karena di sistem ini wajib pajak memiliki wewenang menghitung sendiri besaran pajak terutang yang perlu dibayarkan kepada pemerintah, maka para wajib pajak biasanya akan mengusahakan untuk bisa menyetorkan pajak sekecil mungkin.

Ciri-ciri sistem pemungutan pajak Self Assessment:
  • Penentuan jumlah besaran pajak terutang dilakukan oleh para wajib pajak sendiri.
  • Para wajib pajak berperan aktif dalam menyelesaikan kewajiban pajaknya mulai dari menghitung, lalu membayar, hingga melaporkan pajaknya.
  • Pemerintah tidak perlu untuk mengeluarkan surat tentang ketetapan pajak, kecuali  jika yang terjadi adalah wajib pajak telat dalam melapor, telat dalam membayar pajak terutang, atau jika terdapat pajak yang seharusnya di bayar wajib pajak namun tidak dibayarkan.

Official Assessment System

Official Assessment System ialah sistem pemungutan pajak yang akan membebankan wewenang untuk menentukan jumlah besarnya pajak terutang kepada para fiskus atau aparat perpajakan sebagai pemungut pajak.

Pada sistem pemungutan pajak ini, wajib pajak bersifat pasif lalu pajak terutang baru ada apabila dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus atau aparat perpajakan. Sistem pemungutan pajak Official Assessment System bisa diterapkan pada pelunasan Pajak Bumi Bangunan (PBB) atau pada jenis pajak daerah lainnya.

Sistem pemungutan pajak ini seperti pada pembayaran PBB, KPP ialah pihak yang akan mengeluarkan surat ketetapan jumlah pajak berisi besaran jumlah PBB terutang setiap tahunnya. Jadi pada sisyem ini, para wajib pajak tidak perlu lagi untuk menghitung pajak yang terutang melainkan hanya cukup dengan membayar PBB berdasarkan Surat Pembayaran Pajak Terutang (SPPT) yang telah dikeluarkan oleh KPP tempat objek pajak terdaftar.

Ciri-ciri sistem perpajakan Official Assessment:
  • Besarnya jumlah pajak yang terutang dihitung oleh petugas pajak.
  • Para Wajib pajak bersifat pasif dalam perhitungan pajak mereka.
  • Pajak terutang akan ada setelah petugas pajak menghitung pajak yang terutang dan menerbitkan surat ketetapan tentang pajaknya.
  • Pemerintah mempunyai hak penuh untuk menentukan besarnya pajak yang wajib dibayarkan oleh wajib pajak.

Withholding System

Dalam Withholding System, besarnya jumlah pajak dihitung oleh pihak ketiga yang bukan para wajib pajak dan bukan juga para aparat pajak/fiskus. Contoh Witholding System ialah pada pemotongan penghasilan karyawan yang akan dilakukan oleh bendahara pada instansi terkait. Jadi, dalam sistem ini karyawan tidak perlu lagi pergi ke KPP untuk membayarkan pajak tersebut.

Jenis-jenis pajak yang menggunakan withholding system ini di Indonesia adalah pada PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Final Pasal 4 ayat (2) dan PPN. Kemudian, sebagai bukti atas pelunasan pajak dengan menggunakan sistem ini biasanya dapat berupa bukti potong atau bukti pungut.

Pada beberapa kasus tertentu, dapat juga menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). Kemudian bukti potongan tersebut nantinya akan dilampirkan bersama SPT Tahunan PPh/SPT Masa PPN dari para wajib pajak yang tersebut.


Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak dan Contohnya

Teori dan juga Asas Pemungutan Pajak ialah dua hal yang penting dalam kegiatan perpajakan. Saat melaksanakan hak dan kewajiban dalam perpajakan, sebuah negara wajib untuk mengatur pelaksanaannya berdasarkan Undang-Undang. Hal tersebut ialah untuk memberikan rasa perlindungan dan keadilan bagi masyarakatnya selaku wajib pajak.

Asas pajak ialah salah satu hal yang penting dalam pemungutan pajak oleh negara, karena asas pajak menyangkut rasa keadilan dan dapat terhindar dari hal-hal yang akan merugikan negara dan masyarakatnya. Sehingga membuat asas ini sangat diperlukan untuk menyusun Undang-Undang perpajakan di suatu negara.

Teori Pemungutan Pajak

Dibawah ini adalah beberapa teori pemungutan pajak yang telah dibenarkan oleh suatu negara, yaitu sebagai berikut :

Teori Asuransi

Seperti saat kita mengikuti pendaftaran dalam sebuah perusahaan asuransi baik itu swasta maupun dari pemerintah dengan harapan kita akan bisa mendapatkan perlindungan dimasa yang akan datang. Pada perjanjian asuransi diperlukan pembayaran premi.

Premi harus dibayarkan kepada pihak asuransi dan digunakan sebagai jaminan terhadap seseorang atau badan untuk bertujuan melindungi kepentingannya yangakan terjadi dimasa depan.

Berdasarkan logika diatas warga negara seakan mempertanggungkan kepentingan-kepentingan seperti subsidi dan keamanan pada negara sehingga warga negara juga harus membayar premi. Pembayaran premi tersebutlah yang bisa dianalogikan sebagai pembayaran pajak.

Teori Kepentingan

Di di dalam teori ini diibaratkan terbisa dua buah pihak saling membutuhkan dan menguntungkan. Jiwa dan juga harta masyarakat harus dilindungi supaya kepentingan itu bisa terlaksana dan dan dengan baik.

di dalam hal itu maka dibutuhkan suatu biaya yang tidak sedikit, sehingga biaya yang dikeluarkan pemerintah itu dibebankan kepada masyarakat. Biaya itu dipersamakan dan dan dengan pajak yang dibayar oleh masyarakat.

Teori Gaya Pikul

Pajak yang harus dibayar harus menurut gaya pikul dan dan dengan ukuran besarkan penghasilan dan pengeluaran seseorang atau suatu badan. Gaya pikul membayar pajak baru akan ada setelah terpenuhinya kebutuhan primer seseorang. Seseorang yang mempunyai penghasilan dibawah PTKP, maka berarti tidak memiliki gaya pikul.

Teori Bakti

Negara mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak dari masyarakatnya. Masyarakat menyadari bahwa membayar pajak ialah suatu kewajiban untuk membuktikan tanda baktinya kepada negara agar pemerintahan negara berjalan dan dan dengan baik dan lancar.

Teori Daya Beli

Pada teori daya beli ini sangat berhubungan dan dan dengan kemampuan masyarakat di dalam bertransaksi dan dan dengan pihak lain. Barang yang dibeli oleh masyarakat sangat beragam jenisnya, mulai dari yang sederhana sampai yang mewah.
Pajak yang berhubungan dan dan dengan transaksi diatas dikenal dan dan dengan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah). Artinya l semakin mewah barang yang dibeli oleh masyarakat, maka pajak yang harus dibayar semakin besar.


Asas Pemungutan Pajak

Dibawah ini beberapa asas pemungutan pajak yang bisa dipakai oleh suatu negara sebagai asas di dalam menentukan wewenangnya untuk memberikan pajak baik bagi warga negara sendiri maupun warga negara asing, yaitu sebagai berikut ini :

Asas Domisili

di dalam asas domisili ini menjelaskan bahwa suatu negara bisa memberikan pajak terhadap para para wajib pajak berdasarkan tempat dimana mereka bertempat tinggal. Domisili yang diartikan disini ialah tempat tinggal untuk para para wajib pajak orang pribadi dan tempat kedudukan untuk para para wajib pajak badan atas penghasilan yang diperoleh atau telah telah diterima oleh para para wajib pajak ini bisa dikenakan pajak sesuai dan dan dengan ketentuan yang berlaku di negara itu.
Contohnya ialah penghasilan yang diperoleh oleh bentuk usaha tetap (BUT) yang berdomisili (berkedudukan di Indonesia) bisa dikenakan pajak.

Asas Kebangsaan

di dalam asas kebangsaan ini yang menjadi landasan pengenaan pajak ialah status kewaraganegaraan dari orang atau suatu badan usaha yang memperoleh penghasilan.hampir sama halnya dan dan dengan asas domisili, suatu negara bisa memberikan pajak ata status kewarganegaraan para para wajib pajak.

Contohnya ialah Azis ialah warga negara Indonesia yang berada di Thailand selama 5 bulan. di dalam rentang waktu itu, Azis menerima penghasilan dari Thailand dan Indonesia. Maka negara Indonesia berhak memberikan pajak terhadap penghasilan yang telah telah diterima oleh Azis baik dari Thailand maupun dari Indonesia.

Asas Sumber

Suatu negara yang menerapkan asas sumber ini bisa memberikan pajak terhadap penghasilan yang telah telah diterima atau diperoleh negara itu. Semua penghasilan yang bersumber dari negra itu bisa memberikan pajak tanpa melihat dimana para para wajib pajak bertempat tinggal.

Contohnya ialah penghasilan yang telah telah diterima oleh Singapore Ltd (para para wajib pajak luar negeri) atas jasa yang digunakan di Indonesia bisa dikenakan pajak.


Selain asas-asas pajak diatas, ada beberapa ahli juga yang mendeskripsikan asas pemungutan pajak yaitu asas yang ditulis oleh seorang ekonom terkenal Adam Smith, di dalam bukunya Wealth of Nations. dan dan dengan teorinya yang terkenal The Four Maxism menyatakan  bahwa pemungutan pajak didasarkan pada asas-asas sebagai berikut ini :

       Equality and Equity

di dalam asas ini memberikan hak kepada suatu negara di dalam melakukan pemungutan pajak yang harus bersifat adil dan merata tanpa adanya diskriminasi diantara para para wajib pajak itu.

       Certainty

di dalam asas ini, negara tidak boleh memungut pajak sewenang-wenang tanpa adanya dasar yang jelas. Pemungutan pajak harus transparan dan sesuai dan dan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara itu.

       Convenience of Payment

di dalam asas ini, negara bisa melakukan pemungutan pajak terhadap penghasilan yang telah telah diterima oleh para para wajib pajak pada saat itu juga. Tepat waktu yang diartikan disini ialah negara tidak boleh memberikan pajak disaat menyulitkan para para wajib pajak.

       Efficiency

di dalam asas ini, negara memberikan pajak terhadap para para wajib pajak yang beryang beryang bertujuan untuk digunakan sebagai biaya operasional suatu negara itu.

Suku Bangsa di Sulawesi Tengah

Mengenal Sulawesi Tengah

Sulawesi Tengah (disingkat Sulteng) ialah sebuah provinsi di unsur tengah Pulau Sulawesi, Indonesia. Ibu kota provinsi ini ialah Kota Palu. Luas wilayahnya 61.841,29 km², dan jumlah penduduknya 3.222.241 jiwa (2015). Sulawesi Tengah mempunyai wilayah terluas salah satu semua provinsi di Pulau Sulawesi, dan mempunyai jumlah warga terbanyak kedua di Pulau Sulawesi sesudah provinsi Sulawesi Selatan. Gubernur yang menjabat sekarang ialah Drs. H. Longki Djanggola, M.Si. bareng dengan (Alm) Sudarto guna periode kedua.


Suku Di Sulawesi Tengah


Suku Kaidipang

Orang Kaidipang termasuk di antara sub suku bangsa Mongondow. Mereka umumnya menempati Kecamatan Kaidipang di Kabupaten Bolaang Mongondow, dekat perbatasan dengan Provinsi Gorontalo. Masyarakat ini menggunakan logat Kaidipang. Pada masa kemudian orang Kaidipang ini bernaung di bawah Kerajaan Kaidipang. Pada tahun 1910 kerajaan ini bergabung dengan Kerajaan Bolaang Itang menjadi kerajaan baru, yakni Kaidipang Besar. Kerajaan ini kesudahannya lenyap ditahun 1950-an.

Suku Kadambuku

Orang Kadambuku digolongkan ke dalam kumpulan suku bangsa Pamona yang mendiami wilayah sekitar Danau Poso di Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

Suku Lamusa

Orang Lamusa digolongkan oleh berpengalaman etnografi ke dalam di antara bagian dari kumpulan suku bangsa Pamona yang mendiami wilayah sekitar Danau Poso, dalam distrik Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

Suku Lembo

Orang Lembo digolongkan sebagai di antara sub sku dari kumpulan suku bangsa Pamona yang mendiami sejumlah tempat di wilayah sekitar hulu Sungai Kalaena, dalam distrik Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

Suku Longkea

Orang Longkea digolongkan oleh berpengalaman etnografi klasik ke dalam di antara bagian dari kumpulan suku bangsa Pamona yang mendiami wilayah sekitar Danau Poso dalam distrik Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

Suku Pakambia

Orang Pakambia digolongkan sebagai di antara sub suku dari suku bangsa Pamona. Mereka mendiami wilayah lembah Sungai Laa unsur hulu, yakni di sebelah unsur timur Danau Poso, yang tergolong ke dalam distrik Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

Suku Mian Banggai

Mian Banggai ialah salah satu sub suku dari suku bangsa Banggai. Mereka menempati Pulau Banggai yang tergolong wilayah Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Mereka memakai logat Mian Banggai.

Suku Mian Sea-Sea

Orang Mian Sea-Sea pun tergolongan dalam sub suku bangsa Banggai. Ciri-ciri jasmani mendekati ras Vedoid atau Australoid. Mereka menempati Pulau Peleng yang berada dalam Kepulauan Banggai, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Suku Palende

Orang Palende digolongkan sebagai di antara sub suku dari suku bangsa Pamona. Mereka Bertempat tinggal di wilayah sekitar lembah Sungai Laa unsur hulu, yakni di sebelah unsur timur Danau Poso, dalam distrik Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

Suku Ra'u

Orang Ra'u termasuk sebagai di antara sub suku dari suku bangsa Pamona yang Bertempat tinggal di dekat Teluk Tomini dan leher jazirah Sulawesi Tengah, di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.


Penduduk Asli di Sulawesi Tengah

Penduduk pribumi Sulawesi Tengah terdiri atas beberapa etnis atau suku, yaitu:
  1. Etnis Kaili Bertempat tinggal di kabupaten Donggala dan kota Palu
  2. Etnis Kulawi Bertempat tinggal di kabupaten Donggala
  3. Etnis Lore Bertempat tinggal di kabupaten Poso
  4. Etnis Pamona Bertempat tinggal di kabupaten Poso
  5. Etnis Mori Bertempat tinggal di kabupaten Morowali
  6. Etnis Bungku Bertempat tinggal di kabupaten Morowali
  7. Etnis Saluan atau Loinang Bertempat tinggal di kabupaten Banggai
  8. Etnis Balantak Bertempat tinggal di kabupaten Banggai
  9. Etnis Mamasa Bertempat tinggal di kabupaten Banggai
  10. Etnis Taa Bertempat tinggal di kabupaten Banggai
  11. Etnis Bare’e Bertempat tinggal di kabupaten Touna
  12. Etnis Banggai Bertempat tinggal di Banggai Kepulauan
  13. Etnis Buol menempati kabupaten Buol
  14. Etnis Tolitoli Bertempat tinggal di kabupaten Tolitoli
  15. Etnis Tomini menempati kabupaten Parigi Moutong
  16. Etnis Dampal Bertempat tinggal di Dampal, kabupaten Tolitoli
  17. Etnis Dondo Bertempat tinggal di [Dondo[kabupaten Tolitoli]]
  18. Etnis Pendau Bertempat tinggal di kabupaten Tolitoli
  19. Etnis Dampelas Bertempat tinggal di [[kabupaten Donggala]

Disamping kumpulan etnis diatas, ada sejumlah suku hidup di wilayah pegunungan laksana suku Da’a di Donggala, suku Wana di Morowali, suku Seasea di Banggai dan suku Daya di Buol Tolitoli. Meskipun masyarakat Sulawesi Tengah mempunyai sekitar 22 bahasa yang saling bertolak belakang antara suku yang satu dengan yang lainnya, tetapi masyarakat bisa berkomunikasi satu sama lain memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa pendahuluan sehari-hari.

Selain warga asli, Sulawesi Tengah dihuni pula oleh transmigran laksana dari Bali, Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Suku pendatang yang juga tidak sedikit mendiami distrik Sulawesi Tengah ialah Bugis, Makasar dan Toraja serta etnis lainnya di Indonesia sejak mula abad ke 19 dan telah membaur. Jumlah warga di wilayah ini selama 2.128.000 jiwa yang beberapa besar beragama Islam, lainnya Kristen, Hindu dan Budha. Tingkat toleransi beragama paling tinggi dan motivasi gotong-royong yang powerful adalahbagian dari kehidupan masyarakat.

Pertanian adalahsumber utama mata pencaharian warga dengan padi sebagai tumbuhan utama. Kopi, kelapa, kakao dan cengkeh adalahtanaman perniagaan unggulan wilayah ini dan hasil hutan berupa rotan, sejumlah macam kayu laksana agatis, ebony dan meranti yang merupakan tumpuan Sulawesi Tengah.

Masyarakat yang bermukim di wilayah pedesaan diketuai oleh ketua adat disamping pimpinan pemerintahan laksana Kepala Desa. Ketua adat memutuskan hukum adat dan denda berupa kerbau untuk yang melanggar. Umumnya masyarakat yang jujur dan ramah sering menyelenggarakan upacara guna menyambut semua tamu laksana persembahan ayam putih, beras, telur dan tuak yang difermentasikan dan ditabung dalam bambu.

Mengenal Suku di Sulawesi Lengkap

Mengenal Sulawesi

Sulawesi, dahulu dikenal sebagai Celebes (/ˈsɛlᵻbiːz/ atau /sᵻˈliːbiːz/), ialah sebuah pulau di Indonesia. Sulawesi adalahsalah satu dari empat Kepulauan Sunda Besar, dan adalahpulau terbesar kesebelas di dunia, yang terletak di sebelah unsur timur Kalimantan, sebelah barat Kepulauan Maluku, dan sebelah unsur selatan Mindanao dan Kepulauan Sulu, Filipina. Di Indonesia, melulu Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua yang lebih banyak luas wilayahnya, dan melulu Pulau Jawa dan Sumatera yang mempunyai populasi lebih tidak sedikit dari Sulawesi.


Suku di Sulawesi

Suku Makassar

Suku Makassar, sebagai suku terbesar di Sulawesi Selatan, membias sejarah yang paling panjang. Dalam daftar sejarah yang tertulis dalam “lontara”, suku Makassar telah menguasai Pulau Sulawesi semenjak abad ke-16. Bahkan dominasi orang-orang Suku Makassar saat tersebut meliputi Seluruh pulau Sulawesi, Sebagian Kalimantan, Sebagian Pulau Maluku, Nusa Tenggara, Hingga Timor-Timur (Timor Leste ketika ini). Suku Makassar sendiri terdiri dari sejumlah sub suku yang tersebar luas di unsur selatan pulau Sulawesi, tersebar dari Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Je’neponto, Bantaeng, Bulukumba, Selayar, Maros, dan Pangkep.

Suku Bugis

Suku Bugis ialah suku yang termasuk ke dalam suku suku Deutero-Melayu, atau Melayu muda. Masuk ke Nusantara sesudah gelombang migrasi kesatu dari daratan Asia tepatnya Yunan. Penyebaran Suku Bugis di semua Tanah Air diakibatkan mata pencaharian orang-orang bugis umumnya ialah nelayan dan pedagang. Sebagian dari mereka yang lebih suka merantau ialah berdagang dan berjuang (massompe‘) di negeri orang lain. Hal beda juga diakibatkan adanya hal historis orang-orang Bugis tersebut sendiri di masa lalu.

Suku Mandar

Orang Mandar mayoritas berdiam di distrik Majene dan Mamuju di Provinsi Sulawesi Barat. Yang sering menyatakan sebagai orang Mandar ialah penduduk Majene, warga Mamuju kebalikannya lebih senang dinamakan orang Mamuju. Kedua suku bangsa ini memang menunjukkan ciri kehidupan sosial dan kebiasaan yang sama di mata orang luar. Selain menempati kedua distrik tersebut, orang Mandar pun mendiami sebagian wilayah di distrik Polewali-Mamasa. Jumlah populasinya kini sekitar 400.000 jiwa.

Suku Toraja

Suku bangsa ini menempati sebagian jazirah Sulawesi Selatan unsur utara. Kata Toraja diserahkan oleh warga asli Sulawesi Tengah guna menyebut kumpulan etnis yang berdiam di terpencil dan pegunungan, to dengan kata lain orang, dan ri aja dengan kata lain dari gunung. Orang Toraja sendiri zaman dulu menyinggung kelompoknya menurut wilayah lokasi tinggalnya, yakni Sa’dan, dari nama suatu sungai yang mengalir lewat distrik mereka. Karena tersebut sering pun disebut sebagai Toraja Sa’dan. Dan kalau disaksikan dari bahasa mereka dinamakan pula orang Toraja Tae.

Suku Bentong

Suku Bentong adalahsuku yang berdiam di desa Bulo-Bulo, Kecamatan Pujananting, Kabupatn Barru, Sulawesi Selatan. Populasi suku ini diduga mencapai 25.000 jiwa, yang mana beberapa besar memeluk agama Islam. Mata pencaharian utama suku Bentong ialah bercocok tanam. Sehari-hari, suku ini berkomunikasi dalam bahasa Bentong. Suku Bentong tidak jarang digolongkan ke dalam kumpulan suku Terasing, sebab mereka menciptakan pemukiman yang jauh terasing dari masyarakat lain. Mereka suka berkelana di hutan sambil menggali dan berburu apa saja yang mereka temukan di hutan untuk keperluan hidup mereka.

Suku Duri

Suku Duri ada di Kabupaten Enrekang, di wilayah pegunungan yang berhawa sejuk di tengah-tengah Propinsi Sulawesi Selatan, berbatasan dengan Tanah Toraja. Pemukiman orang Duri ada di kecamatan Baraka, Alla dan Anggeraja yang seluruhnya berjumlah 17 desa. Mereka bermukim dekat dengan jalan yang dapat dilewati mobil. Hanya tidak banyak yang tinggal di wilayah pegunungan yang tinggi.

Suku Enrekang

Suku Enrekang masih bersangkutan erat dengan Bugis . Pada lazimnya berdomisili di Kabupaten Enrekang provinsi Sulsel. Sejak abad XIV, wilayah ini dinamakan MASSENREMPULU yang dengan kata lain meminggir gunung atau menyusur gunung, sedang sebutan Enrekang dari ENDEG yang dengan kata lain NAIK DARI atau PANJAT dan dari sinilah asal awalnya sebutan ENDEKAN. Masih ada makna versi beda yang dalam definisi umum sampai ketika ini bahkan dalam Adminsitrasi Pemerintahan sudah dikenal dengan nama “ENREKANG” versi Bugis sampai-sampai jika disebutkan bahwa Daerah Kabupaten Enrekang ialah daerah pegunungan, telah mendekati kepastian karena jelas bahwa Kabupaten Enrekang terdiri dari gunung-gunung dan bukit-bukit.

Suku Konjo Pegunungan

Suku Konjo Pesisir menempati empat kecamatan di sebelah tenggara dari distrik Bulukumba – Kajang, Herlang, Bonto Tiro dan Bonto Bahari. Yang pun termasuk suku ini ialah suku Konjo Hitam, yang menempati wilayah sebelah barat dari Kajang. Suku Konjo Hitam ini memilih mempertahankan teknik hidup lama, seperti contohnya : menggunakan pakaian hitam, tidak mengijinkan pemakaian peralatan canggih (misalnya kursi, lampu, kendaraan, sekolah) dan mempraktekkan ilmu sihir sebagai unsur dari ibadah animistik mereka. Suku Konjo bermukim di Kabupaten Bulukumbu, tidak cukup lebih 209 km dari kota Ujung Pandang , Propinsi Sulawesi Selatan. Nama beda suku ini ialah Kajang – adalahperkampungan tradisional khas suku Konjo.

Suku Luwu

Kerajaan Luwu ialah kerajaan tertua, terbesar, dan terluas di Sulawesi Selatan yang wilayahnya merangkum Tana Luwu, Tana Toraja, Kolaka, dan Poso. Perkataan “Luwu” atau “Luu” tersebut sebenarnya berarti “Laut”. Luwu ialah suku bangsa yang besar yang terdiri dari 12 anak suku. Walaupun orang sering menuliskan bahwa Luwu tergolong suku Bugis, namun orang-orang Luwu tersebut sendiri mengaku mereka bukan suku Bugis, namun suku Luwu. Sesuai dengan perkabaran lontara Pammana yang menceritakan pembentukan suku Ugi’ (Bugis) di wilayah Cina Rilau dan Cina Riaja, yang dua-duanya disebut pula Tana Ugi’ merupakan orang-orang Luwu yang bermigrasi ke wilayah yang kini disebut Tana Bone dan Tana Wajo dan menyusun sebuah kerajaan. Mereka menamakan dirinya Ugi’ yang dipungut dari akhir kata nama rajanya mempunyai nama La Sattumpugi yang adalahsepupu dua kali dari Sawerigading dan pun suami dari We Tenriabeng, saudara kembar dari Sawerigading. Suku Luwu bermukim di Kabupaten Luwu dan sekitarnya.

Suku Kajang

Suku Kajang ialah salah satu suku yang bermukim di terpencil Makassar, Sulawesi Selatan. Secara turun temurun,mereka bermukim di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Untuk mereka, wilayah itu diangggap sebagai tanah warisan leluhur dan mereka menyebutnya, Tana Toa.Di Tana Toa, suku Kajang terbagi menjadi dua kelompok, Kajang Dalam dan Kajang Luar. Suku Kajang Luar hidup dan menetap di tujuh desa di Bulukumba. Sementara suku Kajang Dalam tinggal melulu di kampung Benteng. Di kampung Benteng inilah, masyarakat Kajang Dalam dan Luar mengemban segala aktifitasnya yang masih berhubungan dengan adat istiadat.

Suku di Kalimantan Beserta Penjelasannya

Mengenal Suku di Kalimantan

Pulau Kalimantan, atau Borneo, tidak sedikit dihuni oleh bermacam-macam etnis atau suku-bangsa. Penghuni asli sebetulnya pulau Kalimantan ini ialah suku Dayak, lantas suku Melayu pun mengklaim dirinya sebagai asli di pulau Kalimantan. Beberapa suku Dayak yang telah mendekap Islam pada masa terakhir ini pun mengaku sebagai suku Melayu, meski dalam hati mereka masih merasa sebagai orang Dayak.

Oleh karena tersebut di pulau Kalimantan ini pengelompokan warga asli, dipecah menjadi sejumlah kelompok, yaitu:
  • Melayu, suku Melayu yang berbahasa Melayu
  • Melayu-Dayak, suku Dayak yang berbahasa Dayak, tapi menyatakan sebagai Melayu
  • Dayak, suku Dayak yang berbahasa Dayak
  • Dayak-Melayu, suku Dayak yang berbahasa Melayu, tapi menyatakan sebagai Dayak


Suku Asli di Kalimantan:


  • Dayak 
  • Banjar 
  • Melayu 
  • Kutai 
  • Paser
  • Kendayan 
  • Cocos
  • Bajau



Suku di Kalimantan






Suku Dayak

Suku Dayak ialah nama yang oleh penjajah diberi untuk penghuni terpencil pulau Borneo yang menempati Pulau Kalimantan (Brunei, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta Indonesia yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan). Ada 5 suku atau 7 suku pribumi Kalimantan yakni Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, Paser, Berau dan Tidung Berdasarkan keterangan dari sensus Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tahun 2010, suku bangsa yang ada di Kalimantan Indonesia dikelompokan menjadi tiga yakni suku Banjar, suku Dayak Indonesia (268 suku bangsa) dan suku asal Kalimantan lainnya (non Dayak dan non Banjar). Dahulu, kebiasaan masyarakat Dayak ialah Budaya maritim atau bahari. Hampir seluruh nama sebutan orang Dayak mempunyai makna sebagai sesuatu yang bersangkutan dengan “perhuluan” atau sungai, khususnya pada nama-nama rumpun dan nama kekeluargaannya.


Suku Kutai

Suku Kutai atau Urang Kutai ialah suku pribumi yang menempati wilayah Kalimantan Timur yang beberapa besar saat ini beragama Islam dan hidup di ambang sungai.

Suku Kutai adalahbagian dari rumpun Suku Dayak, terutama dayak rumpun ot danum ( tradisi lisan orangtua sejumlah Suku Kutai yang menuliskan Suku Dayak Lawangan yang lantas berdiam di Kalimantan Timur mencetuskan Suku Dayak Tunjung dan Suku Dayak Benuaq, lantas dengan masuknya kebiasaan melayu dan muslim mencetuskan terbentuknya masyarakat Suku Kutai yang bertolak belakang budaya dengan Suku Dayak).

Pada tadinya Kutai adalahnama sebuah teritori lokasi bermukimnya masyarakat pribumi Kalimantan atau Dayak. Suku Kutai menurut jenisnya ialah termasuk suku melayu tua sebagaimana Suku Dayak di Kalimantan Timur. Oleh karena tersebut secara jasmani Suku Kutai serupa dengan Suku Dayak rumpun Ot Danum. Hubungan Kekerabatan Suku Kutai dengan Suku Dayak dikisahkan juga dalam tradisi lisan Suku Dayak dengan sekian banyak  versi di sejumlah subsuku rumpun Ot Danum (karena masing – masing subsuku mempunyai sejarah tersendiri).

Suku Paser

Suku Paser ialah suku bangsa yang tanah asalnya sedang di tenggara Kalimantan Timur yakni di Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kota Balikpapan. Suku Paser mayoritas beragama Islam maupun beragama Kristen dan telah menegakkan kerajaan Islam yakni Kesultanan Pasir (Kerajaan Sadurangas) jadi tergolong ke dalam suku yang berbudaya Melayu (budaya kesultanan/lingkungan hukum adat Melayu). Kemungkinan suku Paser masih berkerabat dengan suku Dayak Lawangan yang tergolong suku Dayak dari rumpun Ot Danum. Populasi suku Dayak Paser ketika ini diduga sebesar 155.000 jiwa.

Sebagian besar suku Dayak Paser ketika ini tinggal di wilayah terpencil di area Hutan Lindung Gunung Lumut kabupaten Paser provinsi Kalimantan Timur. Sebelum tinggal di lokasi mereka kini ini, dahulunya mereka berasal dari wilayah Balikpapan dan Penajam. Kemungkinan sebab banyaknya arus pendatang baru dari luar yang menginjak wilayah mereka dahulu, sampai-sampai memaksa mereka menggali tempat yang lebih tenang dan damai yakni di area Hutan Lindung Gunung Lumut, lokasi mereka kini ini.

Suku Bajau

Suku Bajau atau Suku Sama ialah suku bangsa yang tanah asalnya Kepulauan Sulu, Filipina Selatan. Suku ini adalahsuku nomaden yang hidup di atas laut, sampai-sampai disebut gipsi laut. Suku Bajau memakai bahasa Sama-Bajau. Suku Bajau semenjak ratusan tahun yang lalu telah menyebar ke negeri Sabah dan sekian banyak  wilayah Indonesia. Suku Bajau pun adalahanak negeri di Sabah. Suku-suku di Kalimantan diduga bermigrasi dari arah unsur utara (Filipina) pada zaman prasejarah. Suku Bajau yang Muslim ini adalahgelombang terakhir migrasi dari arah unsur utara Kalimantan yang menginjak pesisir Kalimantan Timur sampai Kalimantan Selatan dan menempati pulau-pulau sekitarnya, lebih dahulu daripada kedatangan suku-suku Muslim dari rumpun Bugis yakni suku Bugis, suku Makassar, suku Mandar. Saat ini, Suku Bajau menyebar nyaris di semua kepulauan Indonesia (terutama Indonesia Timur), bahkan hingga ke Madagaskar. Kebanyakan Suku Bajau yang menyebar mulai bermukim menetap dan berbaur dengan suku-suku lain.

Suku Banjar

Suku Banjar ialah suku bangsa yang menduduki wilayah Kalimantan Selatan, serta beberapa Kalimantan Tengah dan beberapa Kalimantan Timur. Populasi Suku Banjar dengan jumlah besar pun dapat didatangi di distrik Riau, Jambi, Sumatera Utara dan Semenanjung Malaysia sebab migrasi Orang Banjar pada abad ke-19 ke Kepulauan Melayu.

Berdasarkan sensus warga 2010 orang Banjar berjumlah 4,1 juta jiwa. Sekitar 2,7 juta orang Banjar bermukim di Kalimantan Selatan dan 1 juta orang Banjar bermukim di distrik Kalimantan lainnya serta 500 ribu orang Banjar lainnya bermukim di luar Kalimantan.

Suku bangsa Banjar berasal dari wilayah Banjar yang adalahpembauran masyarakat sejumlah daerah aliran sungai yakni DAS Bahan, DAS Barito, DAS Martapura dan DAS Tabanio. Dari wilayah pusat budayanya ini suku Banjar semenjak berabad-abad yang kemudian bergerak mengerjakan migrasi secara sentrifugal atau secara lompat katak. Secara genetika suku Banjar kuno telah terbentuk ribuan tahun yang kemudian dan telah mengerjakan migrasi terbit pulau Kalimantan selama 1.200 tahun yang lalu mengarah ke Madagasikara alias Madagaskar dan ke distrik lainnya.

Sekitar tahun 1526, saat raja Banjar menerima dan mendekap Islam maka dibuntuti seluruh kalangan suku Banjar untuk mengerjakan konversi massal ke agama Islam, sampai-sampai kemunculan suku Banjar dengan ciri keislamannya ini tidak saja sebagai konsep etnis tetapi pun konsep politis, sosiologis, dan agamis. Kelompok masyarakat yang sudah menganut Islam ini dinamakan Oloh Masih dalam bahasa Dayak Ngaju atau Ulun Hakey dalam bahasa Dayak Maanyan.

Pada jaman dahulu, suku Banjar tergolong masyarakat bahari atau berjiwa kemaritiman. Perjanjian tanggal 18 Mei 1747 antara Sultan Banjar Tamjidillah I dengan VOC-Belanda mengenai monopoli perniagaan oleh VOC-Belanda di Kesultanan Banjar diantaranya menata bahwa orang Banjar jangan berlayar ke sebelah unsur timur sampai ke Bali, Sumbawa, Lombok, batas ke sebelah barat tidak boleh melalui Palembang, Johor, Malaka dan Belitung. Sejak tersebut wilayah pelayaran orang Banjar mulai menyempit, tetapi sisa-sisa jiwa kebaharian orang Banjar masih tampak jejaknya pada kehidupan masyarakat Banjar di wilayah perairan Kalimantan Selatan.

Mengenal Tentang Suku Yang Ada Di Kalimantan Timur

Mengenal Suku di Kalimantan Timur

Kalimantan Timur (disingkat Kaltim) ialah sebuah provinsi Indonesia di Pulau Kalimantan unsur ujung unsur timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sulawesi. Luas total Kaltim ialah 129.066,64 km² dan populasi sebesar 3.6 juta. Kaltim adalahwilayah dengan kepadatan warga terendah keempat di nusantara. Ibukotanya ialah Samarinda.


Persentase Suku di Kalimantan Timur

Dayak 30.24%
Banjar 20.81%
Kutai 12.45%
Paser 9.94%
Jawa 7.80%
Bugis 2.21%
Toraja 1.89%
Sunda 1.57%
Madura 1.32%
Buton 1.25%
Lain-lain (10.51%)


Agama di Kalimantan Timur

Islam 85.57%
Kristen Protestan 9.41%
Katolik 4.17%
Budha 0.49%
Hindu 0.28%
Konghucu 0.05%
Kaharingan 0.03%



Suku di Kalimantan Timur

Suku Kejin

Orang Kejin ialah salah satu unsur dari kumpulan suku bangsa Dayak Kenyah yang bertempat tinggal sejumlah pemukiman di distrik Kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, laksana Kabupaten Kutai dan Kabupaten Bulungan.

Suku Lepo Bakung

Lepo Bakung ialah salah satu sub suku bangsa Kenyah. Mereka bertempat tinggal di desa Long Payau, Long Metulang, Leng Dumo, Tebuan dan Lebusan. Semuanya di distrik Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Timur. Sebagian berdiam di desa Long Metun dan Sungai Ana di Kecamatan Kayan Hilir. Jumlah populasinya selama 2.000 jiwa.

Suku Lepo Jalan

Lepo Jalan pun termasuk di antara sub suku bangsa Kenyah yang bertempat tinggal di sejumlah desa di dalam distrik Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur. Desa mereka antara beda Long Ampung dengan jumlah populasi selama 100 jiwa.

Suku Lepo Mant

Orang Lepo Mant ialah salah satu sub suku bangsa Kenyah yang bertempat tinggal di sejumlah Kecamatan Kabupaten Kutai, Provinsi Kalimantan Timur.

Suku Segayi

Orang Segayi bertempat tinggal di sejumlah desa di distrik Kecamatan Kelai, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Populasinya selama 350 jiwa.
Baca pun Suku-Suku Di Kalimantan Barat

Suku Tagel

Orang Tagel bertempat tinggal di wilayah pedalaman Kalimantan Timur, yakni di sejumlah desa dalam distrik Kecamatan Lumbis, Kabupaten Bulungan, Jumlah populasi mereka selama 2.500 jiwa. Ada pun yang menyebutnya Dayak Tegalan.

Mengenal Tentang Suku yang Ada Di Kalimantan Barat

Mengenal Kalimantan Barat

Kalimantan Barat (Kalbar) merupakan provinsi di Indonesia dan terletak di Pulau Kalimantan dan dengan ibu kota Provinsinya yaitu Kota Pontianak. Provinsi Kalimantan Barat memiliki luas wilayah 146.807 km² (Setara dengan 7,53% luas Indonesia). Merupakan provinsi terluas yang keempat sesudah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

Baca juga : Suku di Kalimantan Selatan

Persentase Suku di Kalimantan Barat

Suku Dayak 25.56%
Suku Melayu 43,1%
Suku Jawa 8.66%
Tionghoa 8.17%
Suku Madura 6.27%
Suku Bugis 3.13%
Suku Sunda 1.13%
Suku Batak 0.60%
Suku Daya 0.52%
Suku Banjar 0.33%
Lain-lain 1.33% 


Agama di Kalimantan Barat

Agama Islam 55.68%
Agama Katolik 23.50%
Agama Kristen Protestan 13.62%
Agama Buddha 6.73%
Agama Khonghucu 0,26%
Agama Hindu 0.21%


Suku Di Kalimantan Barat


Suku Menyuke

Suku Menyuke atau Dayak Menyuke bertempat tinggal di beberapa desa di wilayah Kecamatan Ngabang, Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Jumlah populasinya suku ini sekitar 7.600 jiwa.

Suku Kayung

Suku Kayung atau Dayak Kayung bertempat tinggal di beberapa desa di wilayah Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Desa-Desa itu antara lain yaitu Kebuai, Tanjung Beringin, Tanjung Bunga dan juga Riau Batu. Jumlah populasi suku ini sekitar 1.300 jiwa.

Suku Sebaruk

Suku Sebaruk bertempat tinggal di lingkungan wilayah Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang dan juga di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Jumlah populasi suku ini sekitar 34.000 jiwa.

Suku Seberuang

Suku Seberuang bertempat tinggal di beberapa desa di wilayah Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Jumlah populasi suku ini sekitar 5.000 jiwa.

Suku Sekadau

Suku Sekadau bertempat tinggal di wilayah pedalaman Provinsi Kalimantan Barat, tepatnya di sebelah utara bagian tengah Sungai Kapuas, pada wilayah Kabupaten Sanggau.

Suku Sum

Suku Dayak Sum atau Daruk ini bertempat tinggal di beberapa desa di wilayah kecamatan Bonti, Kabupaten Sanggau, di Provinsi Kalimantan Barat. Jumlah populasi suku ini sekitar 2.500 jiwa.


Suku Sungkung

Suku Sungkung bertempat tinggal di beberapa desa di Kecamatan Kapuas dan juga Sekayam di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Dan juga ditemukan sebagian di Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas. Jumlah populasi suku ini sekitar 17.500 jiwa.

Suku Suruk

Suku Suruk bertempat tinggal di beberapa kampung di wilayah Kecamatan Bunut Hilir, pada Kabupaten Kapuas Hulu, di Provinsi Kalimantan Barat. Jumlah populasi suku ini sekitar 6.000 jiwa.

Suku Taba

Suku Taba atau Dayak Perairan bertempat tinggal di beberapa desa pada wilayah di bagian pesisir dari Kecamatan Batang Tarang, Kabupaten Sanggau, di Provinsi Kalimantan Barat. Jumlah populasi suku ini sekitar 2.500 jiwa.

Suku Taman

Suku Taman dari sebagian ahli menganggap merupakan bagian dari kelompok yang di sebut suku bangsa Maloh. Suku ini bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Kembayan, Sekadau Hilir, Nanga Taman, Nanga Mahap tepatnya di Kabupaten Sanggau, dan juga di Kecamatan Bunut Hulu tepatnya di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. Populasi suku ini sekitar 35.000 jiwa.

Suku Telaga

Orang Telaga bertempat tinggal di desa Serimbau di wilayah Kecamatan Air Besar, Pontianak, pada Provinsi Kalimantan Barat. Jumlah populasi Suku ini diperkirakan sekitar 4.500 jiwa.

Sumber: Wikipedia, suku-dunia.blogspot.com, dll.

Nama Suku di Kalimantan Selatan Beserta Penjelasannya


Kalimantan Selatan (Kalsel) Merupakan provinsi di Indonesia dan berada di pulau Kalimantan. Letak Ibu kotanya adalah di Banjarmasin. Provinsi ini Kalimantan Selatan mempunyai luas kurang lebih 37.530,52 km².


Persentase Suku yang Menempati Kalimantan Selatan

Suku Banjar (74,34%)
Suku Jawa (14,51%)
Suku Bugis (2,81%)
Suku Dayak (2,23%)
Suku Madura (1,47%)
Suku Mandar (1,10%)
Suku Sunda (0,68%)
Tionghoa (0,36%)
Suku Batak (0,34%)
Suku Bali (0,33%)
Lain-lain (1,82%)


Agama di Kalimantan Selatan

Agama Islam 96.23%
Agama Hindu 1.61%
Agama Kristen Protestan 1.26%
Agama Katolik 0.57%
Agama Buddha 0.33%


Bahasa di Kalimantan Selatan

Terdapat dua bahasa, yaitu Bahasa Banjar (bjn) dan Bahasa Indonesia (id)



Suku di Kalimantan Selatan 

Suku Banjar


Suku Banjar (bahasa Banjar: Urang Banjar / اورڠ بنجر) adalah suku yang bertempat di wilayah Kalimantan Selatan, juga sebagian bertempat di Kalimantan Tengah dan sebagian juga di Kalimantan Timur. Suku Banjar juga dapat ditemui di wilayah Riau, Jambi, Sumatera Utara dan juga di Semenanjung Malaysia karena pada saat abad ke-19 orang banjar bermigrasi ke Kepulauan Melayu.

Suku Banjar adalah orang Melayu purba pembaharuan yang memakai bahasa Melayik dengan Dayak Barito-Meratus yang berasal dari suku Dayak Maanyan, serta Dayak Meratus, dan sebagian besar rumpun Dayak Ngaju terutama yang tinggal di hilirnya (disebut juga dengan Dayak Ngawa: Berangas, Mendawai dan Bakumpai). Dan terakhir dilakukannya Dayak Abal (rumpun Lawangan), yang hampir dari seluruh anggota sukunya bergabung serta berasimilasi pada suku Banjar dan beralih ke agama Islam juga meninggalkan bahasa ibunya. Namun itu adalah saat mereka belum diidentifikasikan sebagai  suku Dayak. Dan juga sebelum Suku Dayak dipakai sebagai penyebutan untuk pribumi asli dari Borneo.

Pada jaman dahulu, suku Banjar termasuk masyarakat yang berjiwa kemaritiman. Perjanjian pada tanggal 18 Mei 1747 dan juga Perjanjian 20 Oktober 1756 antara Sultan dari Banjar Tamjidillah I dengan VOC-Belanda meliputi monopoli perdagangan dari VOC-Belanda di bawah Kesultanan Banjar yang diantaranya untuk mengatur bahwa orang Banjar dilarang lebih berlayar ke sebelah timur kalimantan sampai ke Bali, Bawean, Sumbawa, Lombok, batas ke sebelah barat suku Banjar tidak boleh melewati Palembang, Johor, Malaka dan Belitung.


Beberapa Suku Dayak di Kalimantan Selatan

Suku Dayak Abal

Merupakan suku yang sebagian besar penduduknya bertempat tinggal di Desa Halong Dalam, Provinsi Kalimantan Selatan. Jumlah populasinya sekitar 20.000 jiwa pada sensus tahun 1990.

Suku Dayak Bakumpai

Suku Dayak Bakumpai memiliki jumlah populasi sekitar 40.000 jiwa yang bertempat tinggal di sebagian besar Provinsi Kalimantan Selatan pada daerah sepanjang tepian aliran sungai Barito.

Suku Dayak Bawo'

Suku ini sebagian besar bertempat tinggal di beberapa kecamatan Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Timur. Suku Dayak Bawo juga Bisa temukan di Kalimantan Timur atau lebih tepatnya di Kabupaten Kutai.

Suku Lawangan

Suku Lawangan bertempat tinggal di daerah bergunung-gunung antara aliran Sungai Barito sampai ke sebelah barat ke daerah aliran Sungai Kapuas. Daerah itu termasuk dalam kabupaten Hulu Sungai Utara, serta Hulu Sungai Selatan, dan juga Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan.

Suku Dayak Beranggas

Suku Dayak ini sebagian besar memeluk agama Islam ini bertempat tinggal di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan atau lebih tepatnya di hilir sungai Barito. Dan bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Alalak.

Suku Maanyan

Suku Maanyan ini bertempat tinggal di wilayah Banua Lima, Patengkep Tutui, Awang Hayaping, dan juga Dusun Timur, di dalam Kabupaten Barito Timur dan serta Kewedanaan Barito Selatan. Di sebelah timurnya bertempat tinggal masyarakat Banjar, di sebelah baratnya orang suku Bakumpai, di sebelah utara adalah wilayah orang Bukit dan juga orang Lawangan.

Suku Dayak Meratus

Suku Dayak Meratus biasa disebut Suku Dayak Bukit, karena mereka memang bertempat tinggal di daerah berbukit atau lebih tepatnya di pegunungan Meratus.

Suku Dayak Dusun Peyah

Populasi suku ini memiliki Jumlah populasi sekitar 34.000 jiwa. Suku ini tersebar di dibeberapa daerah pada Kabupaten Tabalong,  di Kalimantan Selatan.

Suku Dayak Ngaju

Suku ini memiliki Mata pencaharian dengan bercocok tanam di ladang. Tanaman utama mereka adalah padi, ketela atau ubi kayu, kedelai, sayur-sayuran dan serta buah-buahan. Tetapi berburu dan menangkap ikan di sungai juga masih dilakukan oleh sebagian kecil warganya.

4 Cara Wa di Laptop Terbaru


4 Cara Wa di Laptop Terbaru - Tanpa perlu meng-install whatsapp anda dapat menggunakan aplikasi chat yang terpopuler ini, setidaknya hampir seluruh pengguna Smartphone menggunakan aplikasi untuk chat yang terbaik ini.

Mengapa aplikasi ini paling banyak digunakan, karena aplikasi whatsapp ini adalah salah satu aplikasi chat yang tentunya ringan untuk semua os pada Hp baik itu pada android, ios, windows bahkan sampai dengan symbian.

Untuk Cara Wa di Laptop Terbaru dan Termudah kita tidak perlu menginstall whatsappp pada perangkat pc atau laptop yang kita pakai, hanya dengan menggunakan browser seperti google chrome, mozila firefox, internet explore, dll. Namum untuk menggunakan Whatsapp di Laptop, kita wajib punya ponsel android dan telah terpasang aplikasi whatsapp.



Berikut 4 Cara Wa di Laptop Terbaru


Hal-hal yang perlu dipersiapkan:


  1. Koneksi internet
  2. Browser (Chrome/Mozila Firefox/Internet Explorer/dll)
  3. Smartphone
  4. Pastikan Smartphone sudah menggunakan aplikasi whatsapp versi terbaru, jika belum dapat didownload di Play Store, Kemudian anda pastikan whatsapp di Smartphone harus sudah terhubung dengan nomor telepon dan aktif.


Langkah-langkah 4 Cara Wa di Laptop Terbaru:


  1. Buka web.whatsapp.com
  2. akan muncul kode scan seperti gambar di bawah ini, tandai keep me signed in jika anda tidak ingin login berulang-ulang.
  3. Kemudian buka aplikasi whatsapp di Smartphone anda, klik menu whatsapp web
  4. Terakhir, kemudian Scan code dari kamera utama ponsel Smartphone anda ke QR Kode yang terdapat di laman web whatsapp di laptop, biasanya saat proses scan code hanya beberapa detik, dan selesai.



itulah 4 Cara Wa di Laptop Terbaru semoga bermanfaat sob, terima kasih.










cara wa di laptop windows 10, cara whatsapp di laptop gratis, cara whatsapp di laptop tanpa emulator, cara whatsapp di laptop tanpa barcode, cara whatsapp di laptop windows 7, cara whatsapp di laptop windows 10, cara download wa di laptop, cara menggunakan wa di laptop, cara download wa di laptop asus, cara membuat wa di laptop asus, cara membuat whatsapp di laptop asus, cara aktifkan wa di laptop, cara aplikasi wa di laptop, cara aktivasi wa di laptop, cara akses wa di laptop, cara agar wa di laptop, cara aktif wa di laptop, cara wa an di laptop, cara buka wa di laptop, cara buat wa di laptop, cara buka wa di laptop tanpa scan barcode, cara buat wa di laptop tanpa hp, bagaimana cara wa di laptop, cara ber wa di laptop, bagaimana cara membuka wa di laptop, bagaimana cara mendownload wa di laptop, bagaimana cara download wa di laptop, bagaimana cara memasang wa di laptop, bagaimana cara membuat wa di laptop, bagaimana cara download whatsapp di laptop,

Kategori

Kategori